BUAH NAGA - Budidaya dan Lingkungannya
Buah naga adalah buah sejenis kaktus. Tanaman buah naga mempunyai daya tarik tersendiri. Daerah asal kaktus hutan yang warnanya merah dan bersisik ini adalah Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Utara.
Di daerah asalnya buah naga atau dragon fruit dinamakan pitahaya atau pitaya roja. Tanaman buah naga berasal dari Amerika, namun tanaman buah naga lebih dikenal sebagai tanaman yang berasal dari Asia karena di-budidaya-kan secara besar-besaran di daerah Asia yaitu Vietnam dan Thailand.
Buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau famili Cactaceae dan sub family Hylocereanea. Sub famili Hylocereanea terdapat beberapa genus, sedangkan buah naga termasuk dalam genus Hylocereus. Genus ini juga terdiri dari beberapa spesies, salah satu buah yang memiliki nilai komersial yaitu Hylocereus undatus (berdaging putih). Buah naga dapat klasifikasi sebagai berikut : Devisi : Spermathophyta (tumbuhan berbiji) Sub devisi : Angiospermae (biji tertutup) Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua) Ordo : Cactales Famili : Cactaceae Sub famili : Hylocereanea Genus : Hylocereus Spesies : - Hylocereus undatus (daging putih) - Hylocereus polyrhizus (daging merah).
Buah naga daging putih memiliki kulit berwarna merah, sangat kontras dengan daging putih yang ada di dalamnya dan terdapat biji-biji hitam. Jenis ini banyak dijumpai di pasar lokal maupun mancanegara, dengan bobot per buah rata-rata 400-500 gram. Buah jenis ini bercitarasa manis bercampur masam segar, mempunyai sisik atau jumbai kehijauan di sisi luar, serta kadar kemanisannya tergolong rendah dibandingkan buah naga jenis lain, yakni 10-13 briks.
Buah naga daging merah yang lebih banyak dikembangkan di Cina dan Australia ini memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan daging berwarna merah keunguan. Kulitnya terdapat sisik atau jumbai hijau. Rasa buah lebih manis dibandingkan dengan buah naga daging putih, kadar kemanisan mencapai13-15 briks. Tanamannya lebih kekar dibanding buah naga daging putih. Duri pada batang dan cabang berjarak lebih rapat. Tanaman ini tergolong jenis yang sangat rajin berbunga, bahkan cenderung berbunga sepanjang tahun. Sayangnya, tingkat keberhasilan bunga menjadi buah sangatlah kecil, hanya mencapai 50% sehingga produktivitas buahnya tergolong rendah. Bahkan jenis ini termasuk jenis tanaman yang buahnya hanya berukuran kecil. Rata-rata buahnya hanya sekitar 400 g.
Lokasi budidaya dan lingkungan yang ideal pada ketinggian rendah sampai sedang. Morfologi tanaman buah naga terdiri dari, akar, batang, duri dan bunga serta buah. Akar buah naga berupa akar serabut yang berkembang di dalam tanah, pada batang bagian atas sebagai akar gantung. Batang berwarna hijau berpenampang segitiga, segi empat atau segi enam. Lebar penampang tidak lebih dari 8 cm. Duri tanaman buah naga hitam berukuran kecil dan tumbuh di sepanjang batang di bagian punggung sirip di sudut batang.
Pada bagian duri muncul ini akan tumbuh bunga. Bentuk bunga buah naga seperti bunga wijaya kususma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Tanaman buah naga cocok ditanam pada kondisi tanah yang gembur, porous, banyak mengandung bahan organik dan unsur hara dengan pH tanah 5-7.
Pembungaan membutuhkan cahaya matahari penuh. Tanaman buah naga peka terhadap kekeringan dan akan membusuk apabila kelebihan air. Pupuk kandang diberikan 2 kali setahun agar tanaman buah naga dapat tumbuh subur. Lahan di sekitar pohon dibersihkan dari rumput yaitu sekitar seminggu sekali pada awal dan akhir musim hujan. Tunas yang tumbuh berlebih harus dipotong, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan buah.
Pada dasarnya tanaman buah naga mampu bertahan dalam kondisi kering, panas, tanah yang kering, serta kondisi dingin, meskipun demikian kondisi iklim harus tetap diperhatikan dalam budidayanya. Produktivitas tanaman buah naga daging putih di daerah tropis seperti di Indonesia akan tumbuh baik pada tempat dengan suhu antara 20˚-30˚C. Suhu di atas 38˚C dapat menyebabkan peningkatan kegagalan proses pembungaan dan suhu di atas 40˚C tanaman akan mengalami kerusakan. Tanaman buah naga menghendaki penyinaran matahari yang penuh, namun jika intensitas penyinaran matahari sangat tinggi dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan tanaman mengalami kehilangan warna. Pembudidayaan buah naga diperlukan adanya naungan dibeberapa tempat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar